Sabtu, 29 September 2012

resensi


                Cerita ini terjadi saat Raditya Dika, penulis dan tokoh utama dalam cerita, masih duduk dibangku SD. Ia merasakan jatuh cinta pada Lia, teman sekelasnya. Perasaan cinta itu membuatnya mengubah penampilan dan memakai parfum hanya sekedar untuk membuat Lia memperhatikannya. Hingga saat menjelang kenaikan kelas, Dika memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya lewat sepucuk surat yang ia tulis dengan menggunakan Bahasa Inggris. Namun tak disangka, Lia membalas surat itu dengan mengomentari surat Dika yang ternyata menggunakan bahasa Inggris yang salah. Lia juga mengatakan bahwa ia sudah mempunyai pacar.
                Alur dalam cerita ini cukup menarik. Ceritanya menghibur dan tidak membosankan. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami. Namun sayangnya, dalam cerita ini banyak terdapat kata-kata yang tidak sopan. Selain itu, penulisan singkatan yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital, justru ditulis dengan cara pembacaannya. Misalnya kata ‘pe-er’ yang seharusnya ditulis PR.

Jumat, 22 Juni 2012

at last...

hari ini aku nerima laporan hasil belajar aku selama di kelas XI..
aku seneng karna nilai" aku ga ngecewain mama dan aku berhasil mertahanin ranking aku...
semoga aku bisa terus ningkatin prestasi dan jadi juara 2 di kelas terus sampe aku lulus dari delta,,
amin....

Kamis, 21 Juni 2012

menjelang bagi rapot

besok aku mau nerima rapot..
hhhmmmm deg"an rasanya..
aku berharap bgt aku bisa mertahanin peringkat di kelas..
semoga nilai" aku meningkat semua dan aku dpt ranking 2 lg .
aminn

Sabtu, 02 Juni 2012

semesteran vs olimpiade

bingung gue mau belajar apaan ..
gue udah bingung dluan mau mihak ke ujian apa ke olimpiade ini..
gue bener" ga tau apa yang harus gue lakuin sekarang, knpa sih OSPnya harus hari selasa besok?
kenapa penyelenggaranya ga mikirin peserta"nya yg lg semesteran kya gni...
aaarrrrrggggggghhhhhhhhhhhhhhhhh

Minggu, 27 Mei 2012

Reaksi hormonal saat jatuh cinta

kamu tau gak kalau ternyata, jatuh cinta merupakan perpaduan dari proses biologis dan reaksi kimiawi dalam tubuh manusia? Perpaduan reaksi-reaksi kimia dari hormon-hormon dalam sel-sel tubuh ini menghasilkan reaksi dan perasaan yang disebut dengan cinta. Sejumlah ilmuwan berhasil meneliti reaksi hormonal yang biasa terjadi pada orang yang jatuh cinta.
Hasil penelitian yang dilakukan Dr. Domeena Renshaw dari Universitas Loyola, menemukan bahwa aliran darah meningkat drastis ke pusat otak ketika orang jatuh cinta. Aliran darah tersebut terfokus ke bagian otak yang dipercaya memiliki pengaruh sama seperti saat orang mengalami kecanduan obat.
Penelitian lain yang dilakukan menurut Helen Fisher, peneliti dari Universitas Rutgers New Jersey dan Profesor Arthur Arun dari York Pshychologist, menemukan bahwa ada tiga tahapan reaksi hormonal yang terjadi saat orang mengalami jatuh cinta.

Tahapan pertama adalah gairah (lust)
Tahap ini dikendalikan oleh hormon seksual Anda, yaitu testosterone pada laki-laki dan estrogen pada perempuan. Hormon inilah yang menyebabkan Anda merasa tertarik pada lawan jenis. Menurut penelitian dari beberapa pakar psikologi, butuh 90 detik hingga 4 menit bagi seseorang untuk tertarik atau ‘jatuh cinta’ dengan seseorang. Seseorang bisa ketahuan jatuh cinta melalui tanda-tanda berikut ini:
  • Bahasa tubuh/gesture (55 %) misalkan; gugup, menunduk, salah tingkah, dll.
  • Nada suara (38 %) misalkan; jadi gagap, atau malah membisu.
  • Apa yang mereka katakan (7%) misalkan; tiba-tiba jadi tidak fokus hingga salah bicara, atau berbicara tapi secara tidak sengaja tentang si target.
Tahapan kedua adalah ketertarikan (attraction)
Ini adalah tahapan dimana Anda benar-benar tertarik dan jatuh cinta. Para ahli meneliti ada 3 hormon yang bekerja keras di tahap ini, yaitu;
  • Adrenaline
Hormon  ini menaikkan tekanan darah dan bikin jantung Anda berdetak lebih kencang saat bertemu dengan si dia. Hormon inilah yang membuat Anda jadi berkeringat karena deg-degan dan mulut menjadi kering.
  • Dopamine
Inilah hormone yang membuat Anda yang sedang jatuh cinta tiba-tiba memiliki semangat ekstra dan tak mudah capek. Jangan heran kalau Anda tiba-tiba menemukan teman Anda yang butuh waktu lebih dari 4 jam di jalan untuk mengantar jemput si dia. Atau teman Anda yang sengaja memperpanjang jarak tempuh dari kantor ke rumah hanya untuk mengantar pulang si dia yang arahnya berbeda dengan Anda hingga Anda harus sampai di rumah larut malam.  Menurut para ahli efek hormon ini sama dengan kokain.
  • Serotonin
Kalau tiba-tiba Anda tidak bisa menyingkirkan bayangan wajahnya dari hati dan pikiran Anda hingga Anda susah makan, ataupun tidur. Sudah dapat dipastikan Anda sedang dijangkiti virus cinta akut. Penderitanya bisa berubah menjadi stalker, pengagum rahasia yang tidak akan melewati satu info pun tentang Anda.
Seorang ilmuwan Italia, Dr. Donatella Marazitti sempat meneliti bahwa level serotonin seseorang yang sedang jatuh cinta sama dengan level serotonin yang dimiliki pasien penderita ‘Obsessive Compulsive Disorder’ (OCD). Nah loh. Agak serem yah…
Tahapan ketiga adalah keterikatan (attachment)
Kedekatan Anda dengan si dia dalam waktu yang lama akan mendorong hormon-hormon berikut bekerja;
  • Oksitosin
Hormon ini yang bikin Anda selalu ingin berdekatan dengan si dia. Ingin menggandeng tangannya, memeluk atau hanya duduk di dekatnya. Melihat sekelebat dirinya saja terasa damai.  Hingga Anda harus mencuri-curi waktu untuk sekedar melihatnya dari kerumunan.
  • Vasopressin
Hormon inilah yang mendorong Anda untuk menjaganya. Anda selalu ingin memberikan yang terbaik untuk dirinya. Anda berusaha menjadi ‘hero’ untuknya. Anda ingin dirinya menjadi milik Anda untuk jangka waktu yang lama.Anda akan jauh lebih posesif dari tahapan sebelumnya.

Rabu, 23 Mei 2012

Discovery of Elements with Atomic Number Z > 112

The Presidents of IUPAC and IUPAP have appointed a new Joint Working Party (JWP) to consider claims for the discovery of new elements. 
 The names of the members of this JWP are 
 Prof. R C Barber (University of Manitoba)
Dr. Graziano Fortuna    (Vice-president, INFN
Prof. Paul J. Karol (Carnegie Mellon University)
Prof. Bradley Sherrill   (Michigan State University)
Prof. Emanuele Vardaci (Universita degli Studi di Napoli Federico II)
Emeritus Professor Toshimitsu Yamazak (Heavy Ion Nuclear Physics Laboratory, RIKEN)
The discoveries of all elements up to and including copernicium, atomic number 112, and also those of elements with atomic numbers 114 and 116, which are currently awaiting finalisation of the naming process, have been assigned.
The new JWP wishes therefore to consider claims for the discovery of all the remaining elements in that period for which no assignments have yet been made: namely elements with atomic numbers 113, 115, 117 and 118. It will also consider claims for the discoveries of any elements with atomic numbers greater than 118. 
Claims submitted should be complete and as fully and clearly documented as is possible and should contain full references (widely available sources, no private communications).  They should be accompanied by a commentary that, for example, explains any apparent conflicts or omissions in the documentation presented. 
Because this is a new examination, all the details of published individual values for any element for which a claim is made is required.